Salah satu yang menjadi sebab
kegagalan pasar menjadi alat alokasi sumberdaya yang efisien
Barang publik
Asumsi
lain yang sering kali tidak relevan adalah barang yang di tukarkan berssifat prifate (rival dan
eksklusif). Rival artinya barang yang tidak dapat di konsimsi secara simultan
(bersamaan) tanpa saling merugikan. Eksklusif artinya siapa yang tidak mau
membayar tidak mampu menikmatiinya atau memanfaatkannya .
Soft
driiink atau nasi misalnya, merupakan barang private (private good). Bila salah
satu kaleng soft drink sudah kita minum , maka orang lain tidak dapat
mengkonsumsi lagi soft drik tersebut. Berarti untuk mrngkonsumsi soft drik
diperlukan rival. Selain bersifat rifaly, kita juga harus membali untuk dapat
mengkonsumsi kannya.
Barang
privat juga bisa dibagi-bagi (bersifat divisibel).
Contohnya diwarung
makan kita bis memesan masi hanya setengah piring saja, dan atau soft dring
botol kecil atau botol besar.
Dalam
kenyataan ada barang yang bersifaat nonn rivalry, non eksklusif, dan non
divisible. Sebut saja jalan raya , taman, jembatan , fasilitas keamanan dan
pertahanan , serta yang lain-lain, barang seperti ini disebut barang publik
(public good). Karena barang publik disediakan
oeh pemerintah.
Sifat
non rivalry, non eksklusif, dan non divisible ini sering menimbulkan fenomena
pemboncengan gratis. Yaitu menikamatii manfaat dari barang publik tappi tidak
membayar pajak , misalnya pajak penghasilan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar